Thursday, 17 October 2013

Mikroorganisme pengurai sampah organik

Memasuki musim penghujan pasti orang-orang mulai siap-siap dengan kedatangan tamu, tidak lain dan tidak bukan adalah banjir. Banjir menjadi sebuah ritual tahunan yang sepertinya tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Jakarta tentunya. Pencemaran lingkungan yang tergolong cukup tinggi dan mulai semakin menipisnya daerah resapan air membuat Jakarta menjadi daerah langganan banjir, belum lagi ditambah banjir kiriman yang datangnya dari Bogor ini akan menambah pemasalahan. Akhir-akhir ini mulai muncul dan sering dibicarakan bahwa ini menjadi salah satu solusi pemecahan banjir, yaitu bipori. Biopori menjadi sangat terkenal saat-saat ini dan mulai digencarkan untuk mulai dilaksanakan oleh setiap masyarakat.

Pertama kali tekonologi biopori ini diperkenalkan oleh Ir. Kamir R Brata, M. Sc. Beliau merupakan dosen di Institut Pertanian Bogor. Bagaimana cara kerja dari teknologi ini? Cara yang sangat sederhana karena teknologi ini memanfaatkan organisme kecil serta mikroorganisme menguraikan sampah organik yang sebelumnya sudah dimasukkan dalam lubang tersebut. Tanpa kita sadari organisme pengurai ini yang bentuknya sangat kecil akan sangat bermanfaat dalam membuat lubang-lubang kecil saat organisme tersebut melakukan penguraian. Nantinya dalam waktu sekitar 2 sampai 4 minggu dari hasil penguraian tersebut akan menghasilkan pupuk. Pupuk tersebut akan sangat bermanfaat dalam menyuburkan tanah dan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Oleh karena itu semua hal besar diawali dari hal yang kecil dan sederhana seperti pembuatan biopori ini.

0 comments:

Post a Comment